JOGJA YG TERDIAM




Kenapa saya berkata Jogja itu diam? Mungkin temen-temen pasti bertanya tanya mengapa jogja itu diam. Hal tersebut kami merasakan ketika berada di jogja. Kota jogja diam-diam sangat menyimpan banyak sekali potensi seni dan orang-orang kreatif dan menjadi inspirasi saya kenapa harus datang ke jogja.



18-19 Desember 09 saya bersama beberapa kawan dari super cuts bandung ( sasuy, fajri, daly ) melakukan perjalanan panjang Bandung – Jogjakarta. Perjalanan yang kami tempuh menggunakan kereta api itu menghabiskan setengah hari ( naeknya kereta ekonomi hehe ). Awalnya kami ber 5 hanya melakukan sebuah perjalanan untuk menonton cuts dan membawa misi untuk membentuk super cuts di jogja. Bermodalkan uang seadanya kami ber4 berangkat menggunakan kereta api kahuripan dengan tiket 24 ribu rupiah saja. Sedangkan Naluri salah seorang teman wanita kami ikut kedalam rombongan cuts menggunakan elf pariwisata. Perjalanan panjang tersebut berakhir di stasiun lempuyangan dan mendarat dengan selamat tepat pada pukul 5.20 pagi (sesuai dengan yg ditulis di tiket). itu adalah kali pertama kami melakukan perjalanan panjang dengan menggunakan kereta ekonomi. Sesampainya di kota jogja, kami semua dijemput oleh salah seorang kawan yang bernama Jumbow (dia salah seorang pendiri grup super cuts jogja di facebook). Dan diantarlah kami semua menuju tempat dimana rombongan cuts berada.



Hawa panas jogja tidak menyudutkan niat kami untuk bisa menyebarkan virus super cuts di kota tersebut, dengan bekal seadanya kami ber 5 mencari penginapan yang murah untuk bisa beristirahat. Namun mencari penginapan murah di daerah malioboro sungguh benar-benar membuat kami semua capek. Lewat tanya-tanya melalui tukang beca, kami dibawa ke kawasan motel yang ada di kisaran malioboro. Motel tersebut berada di dalam gang-gang kecil dan cukup padat sekali penduduknya namun harganya cukup mahal yaitu kisaran 150-300ribu per kamarnya. Dan kami pun tidak tertarik menginap di tempat tersebut karena usut punya usut tempat tersebut dinamakan “sarkem”(kalo di bandung seperti saritem hihi). Dan melalui tukang beca yang menggetok harga becanya dengan sadis, kami pun berhasil mendapatkan rumah sekitar 1 km dari malioboro dengan harga 150rb per malam dan boleh tinggal ber 6.



Malam itu cuts tampil jam 9 dan kami semua baru berangkat pada jam 7 malam dan itu pun rada kesulitan mencari taxi. Dan akhirnya kami ber 5 di bawa menuju kampus UNY ditemani pak supir taxi yang ramah dan bersahabat. Di tempat lain Jaisa, salah seorang photographer cuts sudah berada di lokasi acara. Perjuangan dia menuju jogja lebih gila dari kita, dia berangkat menggunakan jalur darat dari lampung dan dilanjutkan dengan kereta api menuju jogja. Badan yang bau karena seharian di dalam angkutan umum tidak menyurutkan semangat si Jai untuk bisa mengabadikan moment-moment dimana cuts manggung.

Sesampainya di depan kampus UNY, kami dilanda masalah yang cukup serius. Panitia tidak mengijinkan kami ber 5 masuk dikarenakan kapasitas gedung tempat pertunjukan berlangsung sudah sangat penuh dan dikhawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan apabila penonton terus di paksakan masuk. Alhasil kami semua menunggu di depan pintu menunggu bala bantuan datang. Tidak lama Barlie Ve salah satu management cuts datang dan meminta kepada panitia untuk memasukan kami kedalam lokasi dan akhirnya berhasil. Ketika kami datang, suasana panggung saat itu penuh dengan distorsi dari band band local jogja seek six sick.



Penonton pun berkumpul di depan panggung dan menyaksikan penampilan cuts. Namun saya merasakan atmosfir yang berbeda antara bandung dan jogja. Di kota jogja para penonton lebih banyak menikmati music di bandingkan melakukan jogged – jogged ataupun moshing. Dan agak sedikit terkejut ketika CUTS membawakan beberapa lagu di awal para penonton tetap saja diam dan tak bergerak sedikitpun. Namun suasana tersebut pecah ketika CUTS membawakan lagu andalam mereka beringas. Hampir semua penonton yang pada awalnya hanya menikmati alunan music, sekarang dipaksa untuk bernyanyi dengan beringas dan semua penonton pun akhirnya bertepuk tangan dan merasakan kepuasan dalam menonton event.



Selepas manggung, kami bertemu para kawan-kawan yang suka sama music cuts. Diantara mereka membeli baju super cuts edisi limited dan habis. Lalu kita semua melakukan photo bareng antara penggemar cuts jogja dan para personil cuts. Dan diakhiri dengan doa serta bertukar-tukar nomor handphone.



Keesokan harinya bagi saya adalah hari yang paling bersejarah bagi kelahiran super cuts jogja, hari dimana beberapa kawan dari super cuts jogja berkumpul di penginapan si mamih dan berbincang tentang visi misi super cuts kedepan. Dan tak kurang sekitar 6 orang calon pendiri SC jogja berkumpul. Dan kamipun berbincang panjang berdiskusi tentang mau dibawa kemana super cuts jogja. Dari pertemuan tersebut lahirlah super cuts jogja yang sangat membantu cuts dalam menyebarkan semangat kreatifitas yang ditularkan melalui pertemanan di super cuts. Dan kami pun akhirnya pulang ke bandung dengan badan kecapekan dan perasaan yang puas karena misi dari perjalanan ke jogja itu berhasil.

0 komentar:

Posting Komentar